Mengenal Kertas Ramah Lingkungan Hampir semua orang tahu bahwa kertas dibuat dari pohon yang ada di hutan. Ya, pohon memang merupakan sumber daya alam terbarukan, karenanya semua produk yang berasal dari pohon bisa dikatakan ramah lingkungan, termasuk kertas... Akan tetapi, ada juga kertas yang tidak ramah lingkungan, lho... Kata ‘ramah lingkungan’ dalam bahasa Inggris disebut juga ‘eco-friendly’, yang artinya tidak berbahaya bagi lingkungan... artinya produk-produk buatan manusia yang tidak berpotensi menimbulkan polusi udara, air, dan tanah, serta mendukung pelestarian sumber daya alam. Pohon merupakan sumber daya alam terbarukan yang tidak berpotensi merusak lingkungan. Namun produk yang dibuat dari pohon illegal bisa digolongkan sebagai tidak ramah lingkungan. Banyaknya penebangan pohon liar tanpa penanaman kembali bisa menimbulkan kerusakan lingkungan. Perusakan itu menimbulkan berkurangnya jumlah pohon yang dapat digunakan untuk produksi serta mengakibatkan penggundulan hutan dan hilangnya tempat tinggal. Karena itulah perlu dibuat hutan industry, yaitu hutan yang dibuat khusus untuk menanam pohon-pohon yang akan digunakan untuk keperluan industri. Misalnya penanaman hutan pinus untuk memproduksi kertas. Perbedaan Kertas Ramah Lingkungan dan Tidak Ramah Lingkungan
Kertas Ramah Lingkungan Kertas Tidak Ramah Lingkungan
Diambil dari tanaman pohon industri Diambil dari pohon di hutan melalui pembalakan liar
Dibuat asli dari serat pohon Diberi lapisan (glossy, laminating, pewarna beracun, dan pemutih/klorin)
Diberi label ‘eco friendly’ Tidak diberi label
Beberapa jenis pohon bisa digunakan sebagai bahan baku kertas, seperti kayu pohon akasia, oak, maple, pinus, dan lain-lain. Di Indonesia, pohon pinus merupakan salah satu jenis pohon yang paling banyak digunakan untuk memproduksi kertas. Pohon – pohon pinus pun sengaja ditanam menjadi hutan industri, guna memenuhi kebutuhan industri berbagai produk kertas. Kertas yang dibuat dari hutan industri pinus bisa dikategorikan sebagai ramah lingkungan. Forest Stewardship Council (FSC), sebuah lsm dunia yang peduli terhadap kelestarian hutan di seluruh dunia pun tidak tinggal diam. Lembaga ini berupaya berkontribusi memberikan label sertifikasi FSC pada setiap produk hasil hutan yang dikelola dengan baik. Dengan demikian setiap orang yang ingin ikut berkonstribusi terhadap pelestarian dan perlindungan hutan, dapat membeli produk-produk berlabel FSC.
Maraknya penebangan liar akhir-akhir ini membuat kecemasan sebagian penduduk dunia akan berkurangnya pasokan kayu dan pepohonan dari hutan. Padahal pohon merupakan bahan baku berbagai produk berbahan dasar kayu, baik itu kertas, furniture, kerajinan, hingga perumahan. Karena itulah dicarilah ide-ide baru untuk membuat produk kertas yang tidak menggunakan kulit kayu pohon sebagai bahan bakunya, mulai dari bamboo, kotoran hewan hingga bakteri... Bambu Bambu dijadikan salah satu bahan alternatif pengganti kayu. Bambu disinyalir sebagai bahan ramah lingkungan karena selain mudah ditanam, terurai, efisien, ramah lingkungan, dan dapat memproduksi kertas yang cukup halus, lebih halus daripada kertas daur ulang. Keberadaan bamboo sebagai bahan baku pengganti kayu dipercaya dapat menghemat sekitar 27.000 penebangan kayu di hutan. Kotoran Gajah Pembuatan kertas dari kotoran gajah mulanya dicetuskan oleh seorang bernama ... dari India. Saat melihat banyaknya kotoran gajah yang berceceran di India pada sekitar beberapa tahun lalu, terlintaslah di benaknya bahwa kotoran itu tentu merupakan apa yang dimakan oleh gajah, sedangkan gajah merupakan hewan yang pencernaannya tidak sempurna. Maka ia pun mengumpulkan kotoran gajah itu dan membersihkannya hingga ditemukan serat-serat kayu di dalamnya. Kini usaha membuat kotoran gajah sebagai kertas ramah lingkungan sudah berkembang hingga ke Indonesia dan Thailand. Di Bali dan Taman Safari Cisarua, sudah diproduksi kertas ramah lingkungan yang berasal dari kotoran gajah. Bahkan tak hanya kotoran gajah, kotoran sapi dan kuda pun mulai dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas ramah lingkungan.
Proses pembuatan kertas dari kotoran gajah
Produk kertas dari kotoran gajah
Bakteri Xylinum(Acetobacter xylinum) Bakteri ini sudah lama dimanfaatkan pada pembuatan nata de coco. Air kelapa yang diberi bateri Acetobacter xylinum akan terfermentasi menjadi lapisan-lapisan tebal. Nah, bakteri yang sama itulah yang dapat dimanfaatkan untuk membuat kertas tanpa menggunakan kayu atau menebang pohon. Bakteri pembuat kertas Nah, sampai sebegitunya para ilmuwan mencari bahan alternatif pengganti kayu, untuk menjaga kelestarian hutan dan lingkungan kita. Jadi, ilmuwan cilik seperti kalian juga perlu ikut berperan serta menjaga lingkungan dan hutan dengan cara membeli produk-produk berlabel fsc atau berusaha menemukan bahan-bahan alternatif lain jika kalian dewasa kelak... TAMAT