Shalli dan Lilian berenang di kolam khusus bersama lumba-lumba. Shalli : Hiyaa… Lumba-lumba itu hewan akuatik yang paling ramah. Oreon : Aku juga hewan akuatik… Kwek… kwek… (berenang di kolam bersama Shali) Kuark : Hei, salah… Kucing seperti kamu itu hewan darat. Sedangkan bebek adalah hewan semi akuatik… Lilian : Haiyaaa… Emang apa sih beda hewan akuatik dan semi akuatik? ======================================== batas Hewan akuatik merupakan istilah keren dari hewan air, yaitu segala jenis hewan yang hampir seluruh hidupnya berada di dalam air. Salah satu contohnya adalah ikan. Ya, ikan memang merupakan salah satu jenis hewan yang menggantungkan seluruh hidupnya di dalam air, seperti bergerak, bernapas dan mencari makan di dalam air. Bahkan ikan tak bisa hidup tanpa air.
Selain ikan, ada pula hewan akuatik yang sebenarnya merupakan hewan darat. Beberapa jenis hewan seperti lumba-lumba, paus, dugong, anjing laut, singa laut, serta walrus yang kini hidup di air, diperkirakan pernah mendiami daratan beberapa juta tahun lalu… itu terbukti dari ciri-ciri tubuhnya, seperti bernapas dengan paru-paru, melahirkan dan menyusui anaknya, serta memiliki rambut di tubuhnya. Ya, ciri tubuh mereka lebih menyerupai hewan mamalia, karena itulah mereka disebut sebagai hewan mamalia air.
Dugong menyusui anaknya
Sea Otter
Dolphin
Walau begitu, bentuk tubuh mamalia air tak beda jauh dari bentuk tubuh ikan pada umumnya. Mengapa begitu? Konon kabarnya, berjuta-juta tahun yang lalu, hewan mamalia ini pernah memiliki tubuh seperti kebanyakan mamalia darat, yaitu berkaki dan berambut. Namun beberapa sebab mengharuskan mereka untuk mencari makan atau berlindung di dalam air. Contohnya paus. Makanan pokok paus adalah plankton yang berada di dalam laut. Untuk mendapatkan makanannya paus pun berpindah hidup ke laut, hingga lama kelamaan bentuk tubuhnya berubah menyerupai ikan.
Proses Adaptasi Paus
Apa yang membedakan hewan akuatik dengan hewan semi akuatik? Hewan semi akuatik adalah segala jenis hewan darat yang menghabiskan sebagian hidupnya di perairan. Walaupun sering berada di dalam air, mereka tidak hidup di air seperti umumnya hewan akuatik. Biasanya hewan semi akuatik berada di dalam air untuk suatu maksud tertentu yang mengharuskan mereka berada di dalam air. Nah, hewan semi akuatik ini bermacam-macam, ada mamalia, burung, replitia, atau amfibi. Beberapa jenis hewan mamalia seperti kudanil, berang-berang, kerbau, dan platypus merupakan hewan darat yang banyak beraktivitas di darat. Mereka bergerak, bernapas, dan berkembangbiak di darat. Namun demikian, mereka sering terlihat berada di dalam air, sehingga dikategorikan sebagai hewan semi akuatik. Seekor kudanil misalnya, ia memiliki kulit yang tak tahan panas, sehingga perlu sering berendam di dalam air agar kulitnya tidak terluka. Lain halnya dengan bebek. Hewan yang berasal dari kelas burung ini seharusnya hidup di darat. Akan tetapi, bebek justru sering terlihat berada di dalam air. Itu karena bebek harus mencari makan di dalam air. Makanya tubuh bebek pun harus ikut menyesuaikan diri dengan lingkungan di dalam air. Selaput di kakinya berfungsi untuk membantunya berenang. Paruhnya pun berbentuk pipih dan lebar supaya mudah menjaring ikan di dalam air. Itulah yang menyebabkan bebek dikategorikan sebagai hewan semi akuatik. Tak hanya bebek, beberapa jenis burung lain juga ada yang termasuk hewan semi akuatik, contohnya emu, flamingo, angsa, dan pelikan.(sb. Wikipedia ; http://www.artikelsiana.com/2014/09/Pengertian-Adaptasi-Macam-Macam-Adaptasi.html#_; https://animalcorner.co.uk/animals/ducks/)
Tak hanya hewan mamalia dan burung, kebanyakan hewan berdarah dingin juga merupakan hewan semi akuatik. Buaya, salah satu hewan reptilia berdarah dingin, harus selalu berada di darat dan air untuk menjaga suhu tubuhnya tetap normal. Suhu tubuh normal seekor buaya adalah 30 - 33°C. Untuk memanaskan tubuhnya, ia harus berjemur di bawah matahari. Namun demikian, ia juga harus menjaga agar suhu tubuhnya tidak terlalu panas, dengan berendam di dalam air. (Sb.https://www.qld.gov.au/environment/plants-animals/animals/crocodiles/)http://animals.mom.me/adaptations-saltwater-crocodiles-9330.html Begitu juga dengan katak. Hewan berjenis amfibi ini memang dikenal sebagai hewan yang dapat hidup di dua alam, baik di darat maupun di air. Seekor anak katak memulai interaksinya dengan Bumi di dalam air, saat ia masih menjadi berudu. Semua berudu bernapas dengan insang seperti ikan pada umumnya. Setelah dewasa, katak akan berpindah hidup di daratan. Di darat, katak dewasa bernapas dengan paru-paru. Namun demikian, seekor katak dewasa masih tetap bisa berada di dalam air, karena ia memiliki kulit yang membantunya bernapas di dalam air. Itulah yang membuatnya bisa hidup di dua alam. Makanya, katak juga dikategorikan sebagai hewan semi akuatik. (http://www.tropicalfishfinder.co.uk/article_detail.asp?id=143) Pada dasarnya, setiap makhluk hidup akan selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Begitu pula saat terjadi perubahan lingkungan hidupnya, baik perubahan lingkungan yang terjadi karena bencana alam ataupun perubahan lingkungan yang terjadi karena makhluk hidup tersebut melakukan migrasi ke lingkungan yang baru. Makhluk hidup yang berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan tumbuh dan berkembangbiak. Sebaliknya setiap makhluk hidup yang gagal beradaptasi dengan lingkungannya akan menjadi sakit dan akhirnya punah. **************************